
Kim Jong-un
PYONGYANG Pemimpin baru Korea Utara, Kim Jong-un, secara resmi dinyatakan sebagai komandan tertinggi pasukan bersenjata Korea Utara.
Kantor berita Korut, KCNA melaporkan, Kim Jong-un, yang mengambil
alih kekuasaan setelah kematian ayahnya Kim Jong-il awal bulan ini,
ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi dalam sebuah rapat Jumat
(30/12/2011).
Kebijakan ini dipandang sebagai sebuah tanda yang jelas bahwa
pemimpin muda itu cepat melakukan konsolidasi kekuatan di Korea Utara,
hanya beberapa hari setelah prosesi pemakaman besar dilakukan di
jalanan bersalju di ibukota, Pyongyang, Rabu (28/12/2011).
Seperti yang dilaporkan KCNA, Kim Jong-un ”memegang kepemimpinan
tertinggi Militer Korea Utara” dalam sebuah pertemuan Partai Pekerja,
Jumat.
Penunjukan ini, yang menempatkan Kim muda dalam kuasa militer
terbesar ke empat di dunia, dibuat sesuai dengan sebuah warisan yang
ditulis Kim Jong-il pada 8 Oktober silam.
Dalam sebuah pernyataan, kantor berita Korut merujuknya untuk
pertama kali sebagai ”Pemimpin Besar” - menghormati pesan yang jelas
atas kelanjutan rezim ayahnya.
Kim Jong-il - yang dikenal di Korea Utara sebagai “Pemimpin
Tersayang” - tengah menyiapkan Kim Jong-un sebagai penerusnya saat dia
mati akibat serangan jantung pada 17 Desember lalu.
Tetapi, transisi ini tidak lengkap, membuat negara-negara tetangga
di kawasan mengkhawatirkan adanya perlawanan kekuasaan di negara
bersenjatakan nuklir tersebut.
Jumat kemarin, Korea Utara menyatakan kepada komunitas internasional
untuk tidak ”mengharapkan adanya perubahan” dalam kematian Kim
Jong-il.
Pesan ini dibuat dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan media negara dan dicantumkan lambang Komisi Pertahanan Nasional.
“Kami menyatakan sepenuhnya dan dengan kepercayaan diri bahwa
politisi bodoh di seluruh dunia, termasuk kelompok wayang di Korea
Selatan, harus tidak mengharapkan adanya perubahan dari kami,” demikian
isi pernyataan tersebut.
Kim Jong-un mewarisi 1,2 juta militer kuat dan sebuah lembaga
kebijakan nasional yang disebut Songun, yang mengutamakan kesejahteraan
pasukan bersenjata ketimbang warga sipil.
Saat upacara pemakaman Kamis, kepala negara Kom Yong-nam mengatakan,
di bawah kepemimpinan baru, Utara akan ”berjalan dengan tegas di jalur
Songun yang diajarkan oleh pemimpin besar Kim Jong-il”.
Songun adalah ungkapan yang digunakan sebagai kebijakan ”militer didahulukan” bagi Korea Utara.